Selasa, 17 Januari 2017

Mengenal Bekal Unik dari Jepang, “Bento”

Edit Posted by with No comments
        Kalau menonton anime, dorama atau baca komik Jepang, seringkali kita melihat ada tokoh yang membawa bekal makan siang dengan penataan makanannya yang unik dan super kreatif. Yap, itu adalah Bento, lunchbox unik khas Jepang.





Apa itu Bento?
Bento merupakan satu set menu makanan untuk satu orang dalam wadah boks, biasanya untuk makan siang. Hampir sama seperti kalau kita bawa bekal makan ke sekolah. Lalu apa sih yang bikin beda antara bento dan lunchbox pada umumnya? Yap, bedanya terletak di penataan menunya yang tidak sembarangan.
Meskipun mesti berjejal dalam sebuah kotak mungil, menu dalam Bento ditata sedemikian rupa supaya hasilnya bisa tampak menarik dan menambah selera makan. Bento seringkali tampil dengan bentuk yang sangat imut, tidak seperti kebanyakan menu lunchbox yang ditata seadanya. Seperti menu makanan pada umumnya, bento biasanya berisi nasi, daging/ikan, sayur-sayuran rebus dan acar.



Bento adalah Seni
Bagi warga Jepang, bento adalah Seni. Bento sudah jadi media untuk mengasah kreatifitas warga Jepang dengan cara menata makanan dalam boks. Misalnya aja nasi yang dibentuk seperti wajah Doraemon dan sosis yang dipotong berbentuk gurita. Bento sudah menjadi salah satu warisan kultur Jepang. Sering juga di Jepang diadakan lomba membentuk Bento.
Beberapa jenis bentuk penataan bento:

  • Kyaraben, Bento dibentuk menyerupai tokoh-tokoh anime, manga atau karakter game.
  • Oekakiben/picture bento. Bento dibentuk menyerupai berbagai bentuk makhluk hidup, misalnya wajah manusia, hewan, bunga, dan tumbuhan lain. 


l

Sejarah Bento
Sejak tahun 1568-1600an di Orang Jepang mulai mengenal gaya hidup memakan santapan diluar rumah. Makanan yang dibawa tersebut diletakkan dalam kotak kayu yang dipernis. Kemudian kebiasaan ini mulai dikenal sebagai  kebiasaan makan praktis yang dilakukan dalam upacara minum teh atau dikenal dengan hanami. Lalu pada zaman Edo di tahun 1600-1800an, kebudayaan bento semakin meluas dikalangan rakyat Jepang. Pada zaman itu bila berwisata atau berpergian, orang Jepang akan membawa bekal praktis atau bento kemudian ditaruh pada pinggang mereka. Bento yang diletakkan dipinggang disebut koshikobento. Biasanya koshikobento berisi onigiri. Pada saat itu juga dikenal jenis bento yang dinamakan makunouchi bento. Dinamakan seperti itu karena bento dibawa sebagai bekal menonton pertunjukkan noh dan kabuki kemudian dimakan pada waktu maku atau pergantian layar panggung. Dan lambat laun kebiasaan membawa bento menyebar luas. Hingga bento popular dikalangan pelajar. Mereka pergi ke sekolah dengan membawa bento.




Namun, pada tahun 1912 hingga 1926, saat perang dunia pertama terjadi kebiasaan membawa bento dihentikan karena timbul gerakan sosial yang melarang membawa bekal ke sekolah. Hal ini dianggap menimbulkan kesenjangan sosial antara orang kaya dan orang miskin karena menjadi ajang pamer kekayaan. Kemudian bento kembali populer ditahun 1980an. Dan sejak saat itu bento mulai banyak toko yang menjual bento. Isi bentopun mulai variatif tidak hanya onigiri saja. Lauk-pauk bento mulai beragam disajikan. Serta bento mulai dikreasikan dengan dihias menggunakan sosis dan nori. Bahkan saat ini para ibu rumah tangga mulai kreatif menyiapkan bento sebagai bekal. Bentuk bentopun kini tidak hanya nasi dan lauk pauk yang diletakkan begitu saja di kotak melainkan dibentuk seperti binatang, buah, atau karakter kartun yang menarik.



Selain Jepang, beberapa Negara juga punya lunchbox unik yang mirip Bento, seperti Filipina (Baon), Korea (Dosirak), Taiwan (Biandang), dan India (Tiffin). Buat ibu di rumah yang bingung mau membawa bekal apa untuk si buah hati, bisa dicoba nih Bento ala Jepang!

 
Pikachunya lucu yah!














 Wow! Bentonya bentuk Laptop!

















Sailor Moon! Sasuga!













“Apa itu Bento” diambil dari: http://www.gadis.co.id/gaul/ngobrol/bento.nasi.boks.seru.dari.jepang/001/007/364

“Sejarah Bento” diambil dari: http://j-cul.com/mengenal-sejarah-bento-bekal-nasi-asal-jepang/

0 komentar:

Posting Komentar